Selasa, 26 Maret 2013

Penelitian Mengenai Permasalahan Yang Ada Disekolah

suparjo rustam
BAB I 
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia semakin hari kualitas pendidikan semakin rendah, apalagi adanya permasalahan status RSBI/ SBI yang di pakek setiap sekolah tidak legal, artinya status sekolah tersebut belum adanya UU yang menjaminnya. Berdasarkan survey united national educational, scientific and cultural organization (UNESCO), Terhadap kualitas di negara-negaraberkembang diasia pasifik,indonesia menempati peringkat 10 dari 14 negara. Sedangakan untuk kualitas para pendidik (guru) kualitasnya beradsda pada peringkat 14 dari 14 negara berkembang. Salah satu faktor rendahnya kualitas di indonesia adalah karena lemahnya para guru dalam menggali potensi anak. Para pendidik seringkali memaksakan kehendaknaya tanpa pernah memperhatikan kebutuhan, minat, dan bakat yang dimiliki para siswa-siswi. Kelemahan para pendidik di sekolah mereka tidak pernah menggali permasalahan dan potensi para siswa-siswi tersebut. Seharusnya memperhatikan kebutuhan anak bukan malah memaksakan sesuatu yang menbuat anak kurang nyaman dalam menuntut ilmu. Proses yang terbaik dalah dengan memberikan kesempatan pada anak untuk kreatif. Itilah yang seharusnya dilakukan sebab pada dasarnya gaya berfikir anak tidak bisa diarahkan( masih labil). Selain kurang kreatifnya para pndidik dalam membimbing siswa, kurikulum yang sentralistik membuat potret semakin buram.kurikulum hanya didasarkan pada pengetahuan pemerintah tanpa memperhatikan kebutuhan masyarakat. Lebih parah lagi, tidak mampunya menghasilkan lulusan yang kreatif. Ini salah satunya, kurikulum dibuat dijakarta dan tidak memperhatikan kondisi dimasyarakat bawah, yang selalu berubah- ubah dari dekade, seperti kurikulum KBK,KTSP, hingga kurikulum yang di kunakan pada tahun ini yaitu kulikulum tahun 2013. Jadi, para lulusan hanya pintar cari kerja dan tidak pernah bisa menciptakan lapangan kerja sendiri, padahal lapangan pekertajaanyang tersedia sangat terbatas sekali. Kualitas pendidikan diindonesia sangat memperhatikan, berdasarkan analisis dari badan dunia (UNESCO), kualitas para guru di indonesia menempati peringkat terakhir yaitu pada rangking ke 14 dari 14 negara berkembang di asia pasifik. Posisi tersebut menempati negeri agraris ini dibawah vietnam yang negaranya baru merdeka beberapa tahun yang silam. Sedangakan untuk kemampuan membaca, indonesia berada pada peringkat 39 dari 42 negara berkembang didunia. Lemahnya input quality, kualitas guru kita ada di peringkat 14 dari 14 negara berkembang. Ini juga kesalahan yang tidak serius untuk meningkatkan kualitas. Dari sini lah saya mencoba untuk membahas latar belakang permasalah yang ada di sekolah-sekolah. 

  BAB II 
PEMBAHASAN 
 Dari uraian di atas dilihat begitu kompleknya permasalahan dalam pendidikan yang ada diindonesia. Oleh karena itu saya membatasi beberapa masalah dalam penulisan makalah dengan “masalah-masalah pendidikan disekolah,kualitas pendidikan disekolah,dan solusi pendidikan tersebuat” 
  A. Tujuan dan Manfaat 
 1. Tujuan Sesuai dengan pembatasan permasalahan “masalah-masalah pendidikan disekolah,kualitas pendidikan disekolah,dan solusi pendidikan tersebuat” maka tujuan penulisan dalah untuk mengetahui masalah-maslah apa saja yang terjadi pada pendidikan sekolah yang bersangkutan yang dilihat dari kualitasnya semakin hari semakin menurun. 
  2. Manfaat Diharapkan mendatangakan manfaat berupa penambahan pengetahuan serta wawasan penulis kepada pembaca tentang keadaan pendidikan sekarng ini sehingga kita dapat mencari solusinya secara bersama agar pendidikan dimasa yang akan datang dapat meningkat baik dari segi kualitas maupun kuantitas. 
  B. Landasan Teori 
Ki hajar dewantara, sebagai tokoh pendidikan nasional indonesia, peletak dasar yang kuat pendidikan nasional yang progresif untuk generasi sekarang dan generasi yang akan datang merumuskan pengertian pendidikan sebagai berikut: Pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti(kekuatan batin, karakter) pikiran (intelektual dan tubuh anak);daslam taman siswa tidak boleh dipisahkan bagian-bagian itu agar supaya kita memanukan kesempurnaan hidup,kehidupan,dan penghidupan anak-anak yang kita didik, selaras dengan dunianya (ki hajar dewantara,1977:14) Dari etimologi dan analisi pengertian diatas,secara singkat dapat dirumuskan sebagai tuntunan pertumbuahan manusia sejak lahir hingga tercapai kedewasaanjasmanidan rohani,dalam interaksi dengan alam dan lingkungan masyarakatnya. Merupakan proses yang terus menerus, tidak berhenti. Didalam proses ini keluhuran martabat manusia di pegang. 

  BAB III 
PEMBAHASAN 
A. Masalah mendasar pendidikan disekolah 
 1. Ternyata mengorbankan kebutuhan, kurang seimbang antara belajar yang berpikir (kognitif) dan prilaku belajar (afektif). Jadi unsur integrasi cenderung semakin hilang, yang terjadi adlah disintegrasi. Padahal belajar tidak hanya berpikir. Sebab ketika orang sedang belajar, maka orang yang sedang belajar tersebut melakukan berbagai macam kegiatan, seperti mengamati, membandingkan,meragukan,menyukai,semangat dan sebagainya. 2. Sistem yang top-down atau menggunakan istilah paulo freire ( seorang tokoh pendidik dari amerika latin) adalah gaya bank. Sistem ini sangat tidak membebaskan kerena para peserta didik di anggap manusia-manusia yang tidak tau apa-apa, guru sebagai pemberi mengarahkan kepda peserta didik untuk menghafal secara mekanisme apa isi pelajaran yang diceritakan. Guru sebagia pengisi dan murid sebagai yang di isi. Jadi hubungan adalah guru sebagai subyek dan peserta didik sebagia obyek. 
B. Kualitas pendidikan di sekolah 
1. Rendahnya kualitas sarana fisik Untuk sarana fisik misalnya, banyak sekali bangunan gedung yang rusak sebagian, laboratorium yang kurang memadai,kamar mandi yang kotor, taman sekolah yang kurang perawatan, buku perpustakaan yang kurang memadai, media pembelajaran yang kurang updata dan pemakaian teknologi sebagai media menggali informasi luar tidak memadai. 
2. Rendahnya kualitas guru Keadaan guru di sekolah juga amat memperhatinkan. Kebanyakan guru belum memiliki profisionalisme yang memadai untuk menjalan tugasnya sebagaimana disebutkan dalam pasal 39 UU No 20 tahun 2003 yaitu merencanakan pembelajaran,melaksanakan pembelajaran,menilai hasil pembelajaran,melakukan pembimbingan,melakukan pelatihan,melakukan penelitian dan melakukan pengambdian masyarakat. 
3. Rendahnya kesejahteraan guru 
4. Rendahnya prestasi siswa 
5. Kurangnya pemerataan kesempatan pendidikan
 6. Rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan 
7. Mahalnya biaya pendidikan 
 C. Solusi pendidikan disekolah Untuk mengatasi masalah-masalah, seperi rendahnya kualitas fisik,rendahnya kualitas guru,DLL. 
1. Solusi sistemik, yakni solusi dengan mengubah sistem-sistem sosial yang berkaitan dengan sistem. 
2. Solusi teknis, yaitu solusi yang menyangkut hal-hal teknis yang berkaitan langsung dengan solusi ini misalnya untuk menyelesaikan masalah kualitas guru dan prestasi siswa. Solusi untuk masalah-masalah teknis dikembalikan kepada upaya-upaya praktis untuk meningkatkan kualitas sistem.rendahnya kualitas guru misalnya diberi solusi peningkatan kesejahteraan,juga diberi solusi dengan membiayai guru melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, memberikan berbagai pelatihan untuk meningkatkan kualitas guru. 

  BAB VI
 Kesimpulan 
Banyak sekali fakor yang menjadi rendahnya kualitas di sekolah.faktor yang bersifat teknis diantaranya adalah rendahnya kualitas guru,rendahnya sarana fisik,mahalnya biaya pendidikan rendahnya prestasi siswa,rendahnya kesejahteraan guru,rendahnya relevensi dengan kebutuhan,kurangnya pemerataan pendidikan di berbagai sektor. Namun sebenarnya yang menjadi masalah mendasari dari sekolah adalah sistem itu sendiri yang menjadi siswa sebagai obyek, sehingga manusia yang dihasilakn dari sistem ini Adalah manusia yang hanya siap untuk memenuhi kebutuhan zaman dan bukan bersifat kritis terhadap zamannya. Maka disinilah di butuhkan kerja sama antara pemerintah pusat hinnga pemerintah bawah dan masyarakat untuk mengatasi permasalah tersebut.

Tidak ada komentar: