Kamis, 28 Februari 2013

A. Selayang Pandang
Kabupaten Lampung Barat dikenal memiliki beberapa sungai yang berpotensi untuk dijadikan sebagai tempat wisata olahraga arung jeram. Salah satunya adalah Sungai Way Besay di wilayah Kecamatan Sumber Jaya. Sungai ini memiliki panjang sekitar 113 kilometer, 7 kilometer di antaranya telah dikembangkan sebagai jalur rafting. Start point untuk jalur rafting dimulai dari Pekon Sidang Jaya hingga finish di Pekon Sukananti, Kecamatan Sumber Jaya. Waktu tempuh untuk rafting sekitar 2,5 hingga 3 jam.
Lintasan rafting Sungai Way Besay termasuk ke dalam kategori grade II dan III sehingga aman untuk diarungi. Arus sungai ini memiliki tipe cushion atau benturan air sungai dengan bebatuan yang timbul di atas permukaan sehingga gerak arus sungai menjadi berombak dan riak. Selain itu, jalur rafting di sungai ini banyak terdapat jeram panjang. Jika debit air dalam kondisi tinggi, jeram panjang tersebut dapat membuat perahu standing dan bahkan bisa terbalik. Maka, bagi para pemula, disarankan untuk lebih waspada dan menjaga keseimbangan apabila melewati jeram panjang tersebut.
Belum diketahui sejak kapan aliran Sungai Way Besay mulai dikembangkan menjadi jalur rafting. Namun yang pasti, aliran sungai ini sudah sering dimanfaatkan oleh wisatawan domestik maupun mancanegara untuk berpetualang. Bahkan, pada bulan Mei 2011, Bupati Lampung Barat Drs. H. Mukhlis Basri bersama sejumlah pejabat daerah setempat pernah mencoba jalur rafting Sungai Way Besay ini.
Bupati Lampung Barat melakukan hal tersebut sebagai salah satu upaya pemerintah setempat untuk mempromosikan obyek wisata daerah Lampung Barat, khususnya olahraga arung jeram. Oleh karena itu, Bupati Drs. H. Mukhlis Basri menghimbau kepada semua pihak untuk menjaga debit air Way Besay sebagai tempat olahraga arung jeram dengan cara meningkatkan penghijauan dan tidak melakukan penebangan liar di sepanjang aliran sungai.
Pemerintah daerah setempat juga telah menyiapkan fasilitas yang memadai untuk olahraga ini, seperti perahu karet dan peralatan arung jeram. Sedangkan untuk pengelolaannya, obyek wisata yang merupakan aset milik pemda ini diserahkan kepada Kelompok Rafting Lambar bernama RAKIT. Bagi Anda yang ingin menikmati wisata petualangan Arung Jeram Way Besay dapat menghubungi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Lampung Barat yang terletak di Jalan Teratai No.3, Kompleks Perkantoran Pemda Way Mengaku Liwa via telpon di nomor 0728-21248.
B. Keistimewaan
Aliran Sungai Way Besay terbilang menantang untuk dijadikan sebagai arena memacu adrenalin. Di sepanjang jalur rafting terdapat sekitar 13 jeram yang harus diarungi. Meskipun jeram-jeram tersebut tergolong dalam kategori grade II dan III, namun sungai ini tetap menjadi tantangan tersendiri bagi Anda yang suka berpetualang karena jeram-jeram tersebut umumnya termasuk tipe jeram panjang yang cukup deras dan bertangga-tangga. Selain itu, banyaknya batu-batu besar di tengah sungai yang dapat mengakibatkan arus sungai berombak menuntut kelincahan dan kekompakan tim agar perahu tidak terbalik saat melewati jeram panjang tersebut. Menariknya, semakin dekat dengan titik finish, jeram-jeram yang ada di sungai ini semakin bagus dan menantang.
Selain tempat menguji adrenalin, Sungai Way Besay juga menawarkan pemandangan yang indah. Anda dapat menyaksikan pemandangan alam dan aneka flora dan fauna khas Lampung di sepanjang perjalanan. Selain itu, Anda juga dapat menikmati kesejukan air Sungai Way Besay yang jernih dengan berenang atau sekadar berendam setelah sampai di titik finish.
C. Lokasi
Arung Jeram Sungai Way Besay terletak di Pekon Sidang Jaya, Kecamatan Sumber Jaya, Kabupaten Lampung Barat, Provinsi Lampung.
D. Akses
Kota Liwa, ibukota Kabupaten Lampung Barat dapat ditempuh melalui jalur udara dan laut dari Jakarta. Jika menggunakan jalur udara, Anda dapat menggunakan pesawat dengan tujuan Bandara Seray yang terletak di Pekon Seray, Kecamatan Pesisir Tengah. Dari bandara ini, Anda dapat menggunakan taksi menuju Kota Liwa dengan jarak tempuh sekitar 36,4 kilometer.
Jika melewati jalur laut, Anda dapat menggunakan kapal penyeberangan fery dari Pelabuhan Merak menuju Pelabuhan Bakauheni dengan waktu tempuh sekitar 2 jam. Dari Pelabuhan Bakauheni, Anda dapat menggunakan bus umum atau travel menuju Kota Liwa dengan melintasi Jalan Lintas Barat Sumatera. Dari Kota Liwa, Anda dapat melanjutkan perjalanan menggunakan angkutan umum dengan jarak tempuh sekitar 60 kilometer.
E. Harga Tiket
Bagi Anda yang ingin menikmati wisata olahraga Arung Jeram di Sungai Way Besay dikenai biaya sebesar Rp. 350.000,00 untuk sekali trip. Biaya tersebut sudah termasuk semua peralatan yang diperlukan ketika melakukan arung jeram, seperti perahu karet, pelampung, dan pemandu.
F. Akomodasi dan Fasilitas
Akomodasi dan fasilitas yang terdapat di obyek wisata ini belum memadai karena wisata olahraga arum jeram di Sungai Way Besay ini belum dikembangkan secara maksimal.
 
Posted by Picasa

Sabtu, 23 Februari 2013

Pada dasarnya jurai Ulun Lampung adalah berasal dari Sekala Brak, namun dalam perkembangannya, secara umum masyarakat adat Lampung terbagi dua yaitu masyarakat adat Lampung Saibatin dan masyarakat adat Lampung Pepadun. Masyarakat Adat Saibatin kental dengan nilai aristokrasinya, sedangkan Masyarakat adat Pepadun yang baru berkembang belakangan kemudian setelah seba yang dilakukan oleh orang abung ke banten lebih berkembang dengan nilai nilai demokrasinya yang berbeda dengan nilai nilai Aristokrasi yang masih dipegang teguh oleh Masyarakat Adat Saibatin.
Masyarakat lampung adat Saibatin
Masyarakat lampung Adat Saibatin mendiami wilayah adat:
    Labuhan Maringgai, Pugung, Jabung, Way Jepara, Kalianda, Raja Basa, Teluk Betung, Padang Cermin, Cukuh Balak, Way Lima, Talang Padang, Kota Agung, Semaka, Suoh, Sekincau, Batu Brak, Belalau, Liwa, Pesisir Krui, Ranau, Martapura, Muara Dua, Kayu Agung, empat kota ini ada di Propinsi Sumatera Selatan, Cikoneng di Pantai Banten dan bahkan Merpas di Selatan Bengkulu.
Masyarakat Adat Saibatin seringkali juga dinamakan Lampung Pesisir karena sebagian besar berdomisili di sepanjang pantai timur, selatan dan barat lampung, masing masing terdiri dari:
  • Paksi Pak Sekala Brak (Lampung Barat)
  • Keratuan Melinting (Lampung Timur)
  • Keratuan Darah Putih (Lampung Selatan)
  • Keratuan Semaka (Tanggamus)
  • Keratuan Komering (Provinsi Sumatera Selatan)
  • Cikoneng Pak Pekon (Provinsi Banten)
  • Masyarakat Lampung adat pepadun
    Pepadun Masyarakat beradat Pepadun atau Pedalaman terdiri dari:
      Abung Siwo Mego (Unyai, Unyi, Subing, Uban, Anak Tuha, Kunang, Beliyuk, Selagai, Nyerupa).
    Masyarakat Abung mendiami tujuh wilayah adat:
      Kotabumi, Seputih Timur, Sukadana, Labuhan Maringgai, Jabung, Gunung Sugih, dan Terbanggi. Mego Pak Tulangbawang (Puyang Umpu, Puyang Bulan, Puyang Aji, Puyang Tegamoan).
    Masyarakat Tulang bawang mendiami empat wilayah adat:
      Menggala, Mesuji, Panaragan, dan Wiralaga. Pubian Telu Suku (Minak Patih Tuha atau Suku Manyarakat, Minak Demang Lanca atau Suku Tambapupus, Minak Handak Hulu atau Suku Bukujadi).
    Masyarakat Pubian mendiami delapan wilayah adat:
      Tanjungkarang, Balau, Bukujadi, Tegineneng, Seputih Barat, Padang Ratu, Gedungtataan, dan Pugung. Sungkay-Way Kanan Buay Lima (Pemuka, Bahuga, Semenguk, Baradatu, Barasakti, yaitu lima keturunan Raja Tijang Jungur).
    Masyarakat Sungkay-Way Kanan mendiami sembilan wilayah adat:
      Negeri Besar, Ketapang, Pakuan Ratu, Sungkay, Bunga Mayang, Blambangan Umpu, Baradatu, Bahuga, dan Kasui.

    Selasa, 12 Februari 2013

    HARUS DIKETAHUI DAN DIRENUNGKAN TENTANG 'Valentine Day''

    VALENTINE DAY (HARI BERKASIH SAYANG)

    Hari 'kasih sayang' yang dirayakan oleh orang-orang Barat pada tahun-tahun terakhir disebut 'Valentine Day' amat popular dan merebak di pelusuk Indonesia bahkan di Malaysia juga. Lebih-lebih lagi apabila menjelangnya bulan Februari di mana banyak kita temui simbol-simbol atau  iklan-iklan tidak Islami hanya wujud demi untuk mengekspos (mempromosi) Valentine. Berbagai tempat hiburan bermula dari diskotik(disko/kelab malam), hotel-hotel, organisasi-organisasi mahupun kelompok-kelompok kecil; ramai yang berlumba-lumba menawarkan acara untuk merayakan Valentine. Dengan  dukungan(pengaruh) media massa seperti surat kabar, radio mahupun televis; sebagian besar orang Islam juga turut dicekoki(dihidangkan) dengan iklan-iklan Valentine Day.

    “Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang di muka bumi ini, nescaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti prasangka belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).” (Surah Al-An’am : 116)

    SEJARAH VALENTINE

    Sungguh merupakan hal yang ironis apabila telinga kita mendengar bahkan kita sendiri 'terjun' dalam perayaan Valentine tersebut tanpa mengetahui sejarah Valentine itu sendiri. Valentine sebenarnya adalah seorang martyr (dalam Islam disebut 'Syuhada') yang karena kesalahan dan bersifat 'dermawan' maka dia diberi gelaran Saint atau Santo.

    Pada tanggal 14 Februari 270 M, St. Valentine dibunuh karena pertentangannya dengan penguasa Romawi pada waktu itu Raja Claudius II (268 - 270 M). Untuk mengagungkan dia (St. Valentine), yang dianggap sebagai simbol ketabahan, keberanian dan kepasrahan dalam menghadapi cubaan hidup, maka para pengikutnya memperingati kematian St. Valentine sebagai 'upacara keagamaan'.

    Tetapi sejak abad 16 M, 'upacara keagamaan' tersebut mulai berangsur-angsur hilang dan berubah menjadi 'perayaan bukan keagamaan'. Hari Valentine kemudian dihubungkan dengan pesta jamuan kasih sayang bangsa Romawi kuno yang disebut “Supercalis” yang jatuh pada tanggal 15 Februari.

    Setelah orang-orang Romawi itu masuk agama Nasrani(Kristian), pesta 'supercalis'  kemudian dikaitkan dengan upacara kematian St. Valentine. Penerimaan upacara kematian St. Valentine sebagai 'hari kasih sayang' juga dikaitkan dengan kepercayaan orang Eropa bahwa waktu 'kasih sayang' itu mulai bersemi 'bagai burung jantan dan betina' pada tanggal 14 Februari.

    Dalam bahasa Perancis Normandia, pada abad pertengahan terdapat kata “Galentine” yang bererti 'galant atau cinta'. Persamaan bunyi antara galentine dan valentine menyebabkan orang berfikir bahwa sebaiknya para pemuda dalam mencari pasangan hidupnya pada tanggal 14 Februari. Dengan berkembangnya zaman, seorang 'martyr' bernama St. Valentino mungkin akan terus bergeser jauh pengertiannya (jauh dari erti yang sebenarnya). Manusia pada zaman sekarang tidak lagi mengetahui dengan jelas asal usul hari Valentine. Di mana pada zaman sekarang ini orang mengenal Valentine melalui greeting card, pesta persaudaraan, tukar kado dan sebagainya tanpa ingin mengetahui latar belakang sejarahnya lebih dari 1700 tahun yang lalu.

    Dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa moment ini hanyalah tidak lebih bercorak kepercayaan atau animisme belaka yang berusaha merosak 'akidah' muslim dan muslimah sekaligus memperkenalkan gaya hidup barat  dengan kedok percintaan, perjodohan dan kasih sayang.

    By: Joe

    PANDANGAN ISLAM

    Sebagai seorang muslim tanyakanlah pada diri kita sendiri, apakah kita akan mencontoh begitu saja sesuatu yang jelas bukan bersumber dari Islam ?

    Mari kita renungkan firman Allah :“ Dan janglah kamu megikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabnya”. (Surah Al-Isra : 36)

    Dalam Islam kata “tahu” berarti mampu mengetahui dengan seluruh panca indera yang dikuasai oleh hati. Pengetahuan yang sampai pada taraf mengangkat isi dan hakikat sebenarnya. Bukan hanya sekedar dapat melihat atau mendengar. Bukan pula sekadar tahu sejarah, tujuannya, apa, siapa, kapan, bagaimana, dan di mana, akan tetapi lebih dari itu.

    Oleh karena itu Islam amat melarang kepercayaan yang membonceng(mengikut) kepada suatu kepercayaan lain atau dalam Islam disebut TAQLID. Hadits Rasulullah SAW :“ Barang siapa yang meniru atau mengikuti suatu kaum (agama) maka dia termasuk kaum (agama) itu”.
    Firman Allah SWT dalam Surah AL Imran(keluarga Imran) ayat 85 :“Barangsiapa yang mencari agama selain agama Islam, maka sekali-sekali tidaklah diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi”.