Batuan Beku
Batuan yang terbentuk akibat adanya pembekuan magma didalam
bumi atau pembekuan lava di atas permukaan bumi.
Magma
larutan silikat pijar yang terbentuk secara alamiah, Bersifat mobile,
bersuhu tinggi (900-1200ÂșC) dan berasal dari kerak bumi bagian
bawah atau selubung bagian atas.
Gambar 1. Melting batuan yang merupakan salah satu sumber magma
Gambar 2. Lokasi-lokasi pembentukan batuan beku
· Penyebaran batuan beku di permukaan bumi mencapai 60 % dari total batuan penyusun muka bumi.
· Lokasi pembentukan batuan beku otomatis dekat dengan sumber dimana terdapat akumulasi magma maupun lava (Gambar 2).
Struktur batuan beku sebagian hanya dapat dilihat di lapangan saja seperti struktur pillow lava dan columnar joint, dan hanya sedikit yang dapat diamati pada hand speciement sample.
Macam Struktur batuan beku :
· Masif jika tidak menunjukkan adanya fragmen batuan lain yang tertanam dalam tubuhnya.
Gambar 3. Struktur massif pada basalt
. Vesicular suatu struktur batuan yang ditandai adanya lubang- lubang dengan arah teratur. Lubang-lubang ini terbentuk akibat keluarnya gas dari dalam batuan akibat adanya proses pembekuan.
Gambar 4. Struktur Vesicular basal
· Scoria struktur seperti vesicular tapi arah lubangnya tidak teratur.
Gambar 6. Scoria
· Pillow lava struktur yang dinyatakan pada batuan ekstruksi
Tertentu ukurannya antara 10 cm – 6 m dan jaraknya
berdekatan.
Struktur ini merupakan struktur khas bawah laut.
Gambar 7. Pillow lava
Struktur pillow lava ini terbentuk pada daerah MOR (Mid oceanic ridge) atau punggungan tengah samudra, dimana lava yang keluar melalui MOR akan bertemu dengan air laut. Akibat tekanan hidrostatis maka bentuk yang keluar akan membulat menyerupai bantal. Struktur ini umumnya berasosiasi dengan sediment laut dalam seperti rijang dan batugamping merah.
· Joint struktur yang ditandai oleh kekar-kekar yang tegak lurus
arah aliran. Struktur ini dapat berkembang menjadi
columnar joint.
Lava yang muncul ke permukaan keluar melalui kekar-kekar pada batuan. (rekahan pada batuan). Pada struktur columnar joint, lava akan membentuk seperti tiang-tiang searah dengan arah kekar yang tegak lurus arah aliran sehingga struktur yang nampak berbentuk tabular.
Gambar 8. columnar joint
· Amigdaloidal struktur dimana lubang-lubang tempat keluarnya
gas terisi oleh mineral-mineral sekunder (zeolit,
karbonat, silika).
· Xenolith struktur yang memperlihatkan adanya suatu fragmen
batuan yang masuk/tertanam didalam batuan beku
akibat peleburan tidak sempurna suatu batuan
samping di dalam magma yang menerobos.
· Autobreccia struktur pada lava yang memperlihatkan fragmen-
fragmen dari lava itu sendiri.
Tekstur merupakan sebagai hubungan antara massa mineral dengan massa gelas yang membentuk massa yang merata dari batuan.
Selama pembentukan tekstur tergantung pada kecepatan dan orde kristalisasi. Dimana keduanya sangat tergantung pada temperature, komposisi kandungan gas, viskositas magma dan tekanan.
Dengan tekstur kita akan dapat mengetahui sejarah pembentukan batuan.
Hukum yang berkaitan dengan tekstur batuan :
1. Jika suatu mineral dilingkupi mineral lain maka mineral yang melingkupi lebih muda.
2. mineral yang berbentuk lebih awal biasanya euhedral daripada yang terbentuk kemudian.
3. Jika suatu kristal kecil terdapat bersama-sama dengan kristal besar, maka kristal besar terbentuk lebih dahulu.
A. Derajat Kristalisasi
Merupakan keadaan proporsi antara massa kristal dengan massa gelas dalam batuan.
1. Holokristalin : batuan seluruhnya terdiri atas massa kristal.
Gambar 11. Andesit
2. Hipokristalin : batuan tersusun oleh massa kristal dan gelas.
Gambar 12. Granit
3. Holohyalin : batuan tersusun oleh massa gelas seluruhnya.
Contoh : Obsidian = volcanic glass
Gambar 13. Obsidian
B. GranularitasMerupakan ukuran butir kristal dalam batuan beku, dapat sangat halus dan tidak dapat dikenal meskipun dengan mikroskop, tetapi dapat pula sangat kasar.
· Afanitic ukuran butir halus (< 1 mm);
menunjukkan pembekuan yang cepat.
Gambar 14. Rhyolite
o Basalt Rhyolite Andesite
· Fanerik ukuran butir kasar (1->30 mm);
menunjukkan pembekuan yang lambat.
Gambar 15. Granite - polished
o Granite Diorite Gabbro
Dibagi menjadi 4 yaitu :
1. Fanerik halus; diameter kristal < 1 mm
2. Fanerik sedang; diameter kristal 1-5 mm
3. Fanerik kasar; diameter kristal 5-30 mm
4. Fanerik sangat kasar; diameter kristal > 30 mm
· Porphyritic campuran ukuran butir yang bermacam-macam. Menunjukkan proses pembekuan yang bercampur. Umumnya pembekuan berjalan lambat baru kemudian pembekuan berjalan cepat.
C. Bentuk Kristal
1. Euhedral : Bentuk kristal dan butiran mineral mempunyai bidang kristal sempurna.
2. Subhedral : Bentuk kristal dan butiran mineral dibatasi oleh sebagian bidang kristal yang sempurna.
3. Anhedral : Bentuk kristal dan butiran mineral mempunyai bidang kristal tidak sempurna.
D. Hubungan antar kristal
1. Equigranular : Bila secara relatif ukuran kristalnya mempunyai ukuran sama besar.
2. Inequigranular : Bila secara relatif ukuran kristalnya mempunyai ukuran sama besar
Dalam magma terdapat bahan-bahan yang larut yang bersifat volatile (gas) dan nonvolatile.
Bahan-bahan non volatile, terutama yang berupa oksida-oksida dalam kombinasi tertentu merupakan bahan pembentuk mineral yang lazim dijumpai dalam batuan beku.
Pada saat berlangsungnya penurunan suhu magma, terjadi proses penghabluran (pembentukan mineral-mineral).
Berdasarkan warnanya, mineral penyusun batuan beku dapat dibedakan menjadi dua :
1. Mineral Felsik
Mineral-mineral berwarna terang, terutama dari mineral kuarsa, feldspar
(ex : orthoklas, plagioklas,albit) feldspatoid dan muskovit.
2. Mineral Mafik
Mineral-mineral berwarna gelap, terutama biotit, amphibol, piroksen dan
olivine.
3. Mineral Sekunder
Mineral yg terbentuk pd kristalisasi magma, umumnya jumlahnya sedikit. Dalam jumlah banyak dapat bernilai ekonomis tetapi tidak mempengaruhi penamaan batuan spt hematit, kromit, muscovit, zeolit.
Oleh Bowen disusun seri penghabluran mineral-mineral silikat yang dikenal dengan Bowen’s Reaction Series.
Deret sebelah kiri mewakili mineral-mineral mafik yang bersifat discontinuous series (mineral-mineral yang terbentuk diawal deret tidak akan terbentuk lagi pada deret selanjutnya).
Deret sebelah kanan adalah mineral felsik (kelompok plagioklas) yang bersifat continuous series (mineral-mineral yang terbentuk diawal deret tetap dapat terbentuk lagi pada deret selanjutnya).
Kedua deret bertemu pada kelompok mineral stabil yang tidak mudah terubah menjadi mineral lain (Orthoklas – Quartz)
Gambar 16. Bowen’s Reaction Series
Pengklasifikasian batuan beku dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Cara yang paling umum adalah berdasarkan lokasi pembentukkannya dan berdasarkan komposisi mineralnya.
A. Berdasarkan tempat pembekuan :
a. Batuan Beku Dalam (Abysis/Plutonis)
Tempat pemekuan jauh di dalam kulit bumi.
Berstruktur holokristakin/granites, semua bagian dari batuan terdiri dari
kristal-kristal (besar-besar dan kasar).
Contoh : Granit, Diorit, Gabro, Syenit dll.
Gambar 17. Gabro
b. Batuan Beku Gang
Tempat pembekuan pada sela-sela lapisan batuan / pada corong diatrema.
Berstruktur porfiris-fenokrist pengkristalan sempurna, ada
sebagian yang Besar dan kasar
adapula yang halus.
Contoh : Porfir granit, porfirit, porfir syenit, porfir gabro.
c. Batuan Beku Luar
Tempat pembekuan di permukaan bumi (lava).
Berstruktur amorf : kristal terberbentuk, sangat halus.
Contoh : Rhyolit, Andesit, Trachit, Basalt, Obsidian, dll.
Tabel 2. klasifikasi batuan beku berdasarkan tempat pembekuan
Tempat Pembekuan | Nama Batuan | |||
Batuan Beku Dalam | Granit | Diorit | Syenit | Gabro |
Batuan Beku Gang | Porfir Granit | Porfirit | Porfir Syenit | Porfir Gabro |
Batuan Beku Luar | Rhyolit | Andesit | Trachit | Basalt |
Gambar 18. Pembagian batuan berdasarkan tempat pembekuan
B. Berdasarkan komposisi mineralnya
1. Batuan beku asam SiO2 > 66 %
2. Batuan beku intermediet SiO2 52 % - 66 %
3. Batuan beku basa SiO2 45 % - 52 %
4. Batuan beku ultra basa SiO2 < 45 %
Gambar 19. Klasifikasi berdasarkan komposisi mineral
Gambar 20. Klasifikasi berdasarkan komposisi mineral dan tekstur batuan
Gambar 21. Perubahan komposisi dan temperatur membentuk batuan yang berbeda
Tabel 1. Deskripsi Batuan Beku
RELASI | JENIS BATUANTEKSTUR | ASAM | INETRMEDIATE | BASA |
INEQUIGRANULAR | GELAS | OBSIDIAN holohyalin | ||
AFANITIK | ANDESIT LAVA hipokristalin | BASALT LAVA hipokristalin | ||
EQUIGRANULAR | FANERIK HALUS | ANDESIT hipokristalin | BASALT hipokristalin | |
FANERIK KASAR | DACITE Hipokristalin GRANIT Holokristalin GRANODIORIT holokristalin | DIORIT holokristalin | GABRO Holokristalin DIABAS holokristalin |