Rabu, 11 Juli 2012

ayow main ke Taman Nasional Way Kambas,,

Taman Nasional Way Kambas merupakan perwakilan ekosistem hutan dataran rendah yang terdiri dari hutan rawa air tawar, padang alang-alang/semak belukar, dan hutan pantai di Sumatera.
Jenis tumbuhan di taman nasional tersebut antara lain api-api (Avicennia marina), pidada (Sonneratia sp.), nipah (Nypa fruticans), gelam (Melaleuca leucadendron), salam (Syzygium polyanthum), rawang (Glochidion borneensis), ketapang (Terminalia cattapa), cemara laut (Casuarina equisetifolia), pandan (Pandanus sp.), puspa (Schima wallichii), meranti (Shorea sp.), minyak (Dipterocarpus gracilis), dan ramin (Gonystylus bancanus).
Taman Nasional Way Kambas memiliki 50 jenis mamalia diantaranya badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis sumatrensis), gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus), harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae), tapir (Tapirus indicus), anjing hutan (Cuon alpinus sumatrensis), siamang (Hylobates syndactylus syndactylus); 406 jenis burung diantaranya bebek hutan (Cairina scutulata), bangau sandang lawe (Ciconia episcopus stormi), bangau tong-tong (Leptoptilos javanicus), sempidan biru (Lophura ignita), kuau (Argusianus argus argus), pecuk ular (Anhinga melanogaster); berbagai jenis reptilia, amfibia, ikan, dan insekta. 
PETA LOKASI WAY KAMBAS

Gajah-gajah liar yang dilatih di Pusat Latihan Gajah (9 km dari pintu gerbang Plang Ijo) dapat dijadikan sebagai gajah tunggang, atraksi, angkutan kayu dan bajak sawah. Pada pusat latihan gajah tersebut, dapat disaksikan pelatih mendidik dan melatih gajah liar, menyaksikan atraksi gajah main bola, menari, berjabat tangan, hormat, mengalungkan bunga, tarik tambang, berenang dan masih banyak atraksi lainnya.

LATIHAN GAJAH
Pusat latihan gajah ini didirikan pada tahun 1985. Sampai saat ini telah berhasil mendidik dan menjinakan gajah sekitar 290 ekor.

Beberapa lokasi/obyek yang menarik untuk dikunjungi:
Pusat Latihan Gajah Karangsari. Atraksi gajah. Way Kambas. Untuk kegiatan berkemah.Way Kanan. Penelitian dan penangkaran badak sumatera dengan fasilitas laboratorium alam dan wisma peneliti.Rawa Kali Biru, Rawa Gajah, dan Kuala Kambas. Menyelusuri sungai Way Kanan, pengamatan satwa (bebek hutan, kuntul, rusa, burung migran), padang rumput dan hutan mangrove.

Atraksi budaya di luar taman nasional:Festival Krakatau pada bulan Juli di Bandar Lampung.
Musim kunjungan terbaik: bulan Juli s/d September setiap tahunnya.





Cara pencapaian lokasi :

Cara pencapaian lokasi: Bandar Lampung-Metro-Way Jepara menggunakan mobil sekitar dua jam (112 km), Branti-Metro-Way Jepara sekitar satu jam 30 menit (100 km), Bakauheni-Panjang-Sribawono-Way Jepara sekitar tiga jam (170 km), Bakauheni-Labuan Meringgai-Way Kambas sekitar dua jam.
Kantor: Jl. Raya Way Jepara
Labuan Ratu Lama, Lampung
Telp. (0725) 44220
Dinyatakan Menteri Pertanian, Tahun 1982
Ditunjuk Menteri Kehutanan, SK No. 14/Menhut- II/1989 dengan luas 130.000 hektar
Ditetapkan Menteri Kehutanan, SK No. 670/Kpts-II/1999
dengan luas 125.621,3 hektar
Letak Kab. Lampung Tengah dan Kab. Lampung
Timur, Provinsi Lampung
Temperatur udara 28° - 37° C
Curah hujan 2.500 - 3.000 mm/tahun
Ketinggian tempat 0 - 60 m. dpl
Letak geografis 4°37’ - 5°15’ LS, 106°32’ - 106°52’ BT
 

Senin, 02 Juli 2012

GUNUNG TERTINGGI DI TANAH JAWA



 #STATUS TERBARU SEMERU#
Status Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl) yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang-Malang, Jawa Timur, menurun dari Siaga (Level III) menjadi Waspada (Level II).
"Kami menerima informasi tentang penurunan status Gunung Semeru dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di Bandung melalui faksimile pada Kamis (3/5)," kata Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang, Hariyanto, saat dihubungi Antara, Jumat (4/5).
PVMBG menetapkan status Gunung Semeru turun dari Siaga menjadi Waspada sejak Rabu (2/5) pukul 13.00 WIB karena aktivitas kegempaan dan visual gunung tersebut menurun selama beberapa pekan terakhir.
"Status Gunung Semeru sempat naik dari Waspada menjadi Siaga sejak 2 Februari 2012, namun alhamdulillah pekan ini statusnya menurun lagi menjadi Waspada," tuturnya.
Menurut Hariyanto, BPBD Lumajang sudah menyampaikan informasi penurunan status gunung tertinggi di Pulau Jawa itu kepada Camat dan Kepala Desa yang wilayahnya berada di lereng Gunung Semeru yakni Kecamatan Pronojiwo, Candipuro, Pasirian, Tempeh, Tempursari, dan Pasrujambe
"Meski statusnya turun, saya tetap mengimbau masyarakat di lereng Semeru untuk tetap waspada terhadap aktivitas gunung api itu dan ancaman bahaya lahar dingin," katanya.
Ia menjelaskan rekomendasi PVMBG terkait dengan penurunan status Semeru yakni masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas dalam radius sejauh 4 km di seputar lereng tenggara kawah aktif yang merupakan wilayah bukaan kawah aktif Jongring Seloko sebagai alur luncuran awan panas.
"Dalam status Waspada, Gunung Semeru masih sering terjadi letusan, sehingga masyarakat tidak boleh beraktivitas dalam radius 1 km dari kawah aktif karena terancam bahaya lontaran material vulkanik dan pendakian direkomendasikan hanya sampai Pos Kalimati saja," paparnya.
Selain itu, masih banyak endapan material vulkanik lepas hasil letusan terdahulu di sekitar kawah dan puncak Semeru.
Jika terjadi hujan di daerah puncak, masyarakat yang bermukim di bantaran sungai dan beraktivitas di dalam Sungai Besuk Kembar, Besuk Kobokan dan Besuk Bang agar selalu berhati-hati karena dapat terancam bahaya aliran lahar dingin.
"Saya mengimbau masyarakat tetap tenang dan tidak terpancing dengan isu-isu yang meresahkan terkait dengan aktivitas Semeru karena BPBD akan menyampaikan informasi yang benar kepada perangkat desa dan pihak muspika," ujarnya menambahkan.
Sementara data yang dirilis PVMBG dalam situsnya menyebutkan bahwa pengamatan visual masih teramati letusan asap dengan warna putih kelabu tebal dengan tinggi mencapai 100-500 meter dari puncak dan sering diikuti dengan lontaran material vulkanik.
Jumlah gempa tremor pada bulan April 2012 mengalami penurunan dan energinya tidak signifikan bila dibandingkan dengan bulan Maret 2012. Selama bulan April 2012 tidak teramati sinar api atau api diam di kawah Jongring Seloko, tetapi indikasi pertumbuhan kubah lava masih teramati.